Tuesday, June 5, 2012

Review Buku Sistem Sosial Indonesia Bab 4-5 (Dr. Nasikun)

    Dalam dua bab terakhir buku Sistem Sosial Indonesia, pengarang memaparkan berbagai konflik dan kemajemukan masyarakat Indonesia yang mengarah pada integrasi bangsa. Perbedaan strata horizontal hingga vertikal meyebabkan kemajemukan indonesia semakin kentara. Bahkan meruju pada konflik yang berbentuk siklus. Perbedaan-perbedaan suku bangsa, agama, regional, dan pelapisan sosial saling jalin-menjalin suatu kebulatanyang kompleks, serta menjadi dasar bagi terjadinya pengelompokan masyarakat Indonesia. Kemudian akan memicu munculnya kelompok semu hingga kelompok kepentingan yang akan mengedepankan kepentingan kelompok atau dirinya dibandingkan dengan kemaslahatan bersama.

    Pengarang mendeskripsikan bahwa struktur kepartaian sebagai perwujudan struktur sosial masyarakat Indonesia. Pengelompokan berdasarkan kriteria tertentu dalam masyarakat, menimbulkan perbedaan paham yang sangat signifikan diantara mereka. Berdirinya partai-partai sebagai wujud partisipas politik, membuat pengelompokan semakin beragam sesuai dengan paham politik dan visi yang dimiliki. Mereka berdiri sendiri sebagai perkumpulan yang memiliki visi dan misi sendiri bagi kelompok mereka dan cita-cita sebagai bangsa yang berdaulat. Kemudian ada beberapa partai yang memutuskan untuk berkoalisi dan membentuk partai baru. Hal tersebt berarti menyatukan faham dari beberapa golongan untuk kemudian bersatu membentuk perkumpulan baru dengan partai baru sebagai perwujudannya. Berhasil tidaknya fusi partai-partai politik tersebut, justru akan sangat bergantung pada seberapa jauh perubahan-perubahan sosial-kultural yang mendasari pola kepartaian di Indonesia.

    Setiap partai politik memiliki authority tersendiri di sebagian kelompok masyarakat Indonesia. Penggolongan masyarakat berdasarkan kriteria tertentu, membuat partai politik menggalang kekuatan dimana dia diyakini dan diagungkan. Setiap partai politik mendapat banyak dukungan di kelompok sosial mayarkat tertentu. Sedangkan partai politik lainnya hanya akan kuat di daerah authority nya sendiri. Tergantung dari banyaknya populasi kelompok sosial yang dikelompokkan pada suatu kelompok sosial tertentu, maka partai yang terkuat dengan paling banyak massa yang akan memenangkan pemilu. Ini berati bahwa banyak populasi suatu kelompok yang dikelompokkan sangat mempengaruhi kekuatan suatu partai. Karena kemajemukan masyarkat membuat mereka memunculkan pandangan tersendiri tentang partai politik yang dianut.

    Kemajemukan telah menyebabkan konflik diantara masyarakat. Akan tetapi, sifat-sifat masyarakat majemuk telah menyebabkan landasan terjadinya integrasi sosial. Yakni kesepakan untuk hidup bersama. Dengan tujuan yang sama, konsensus yang terbentuk membuat masyarakat terintegrasi. Suatu masyarakat senantiasa terintegrasi di atas tumbuhnya konsensus diantara sebagian besar anggota masyarakat akan nilai-nilai kemasyarakatan yang bersifat fundamental. Namun, suatu masyarakat juga senantiasa terintegrasi oleh karena berbagai anggota masyarakat sekaligus menjadi anggota berbagai kesatuan sosial. Dengan demikian, setiap konflik yang terjadi diantara suatu kesatuan sosial dengan kesatuan-kesatuan sosial yang lain segera akan ternetralisir oleh adanya loyalitas ganda dari para anggota masyarakat terhadap berbagai kesatuan soisal. 

Konflik yang selalu ewarnai kehidupan sosial, apalagi dengan kemajemukan masyarakat yang ada. Menyebabkan kehidupanmasyarakat tidak pernah luput dari konflik. Terutama konflik ideologis. Lebih mudah disimak dalam perbedaan agama, karena banyaknya agama yang dianut oleh mayarakat Indonesia. Perbedaan agama seringkali bertemu juga dengan perbedaan suku bangsa. Kemudian konflik ideologis juga semakin merasuk dalam perbedaan itu. Sementara di lapisan sosial masyarakat, konflik ideologis juga menjadi hal yang kentara. Kerana pengelompikan staus sosial yang sangat mencolok membuat lapisan-lapisan sosial tersebut semakin terlihat dan memperlihatkan perbedaan. Hukum yang dianggap sebagai suatu penyelesaian, juga terdapat perbedaan pandangan nilai didalamnya antara suatu perkumpulan masyarakat yang menganut nilai konsepsi hukumnya tersendiri. Maka perbedaan nilai-nilai konsepsi hukum antara perbedaan agama, suku bangsa, dan lapisan sosial, tidak dapat bertemu sinergi keadilan yang sesuai.

Konflik-konflik diantara berbagai golongan dalam masyarakat, membuat sulitnya untuk menumbuhkan aturan main. Oleh karena itu, tidak mengherankan pula apabila konflik ideologis tersebut tumbuh berdampingan juga dengan konflik-konflik yang bersifat politis. Kesimpulan para peneliti tentang indonesia sebagai negara paling tidak stabil menjadi bukti betapa kebhinnekaan di dalam masyarakat masih belum berkonsensus pasti. Pancasila sebagai konsensus nasional masih merupakan cita-cita yang harus diperjuangkan. Semboyan Bhinneka Tunggal Ika masih merupaka suatu cita-cita dan tujuan yang belum sepenuhnya tergapai.

Pengarang menjabarkan kehidupan lamapu bangsa Indonesia yang ternyata berbhinneka semenjak dahulu. Struktur sosial yang terbentuk dari zaman Hindia-Belanda memang mengarahkan masyarakat pada mencoloknya perbedaan dan berbagai pembeda. Perlakuan dibedakan sudah ada sejak dahulu. Bahkan sangat kentara dengan strata sosial sebagai warga biasa dan regional suku tertentu. Namun semakin mengarah pada pergerakan masional dan kemerdekaan, masyarakat mulai terintegrasi diatas oerbedaan. Munculnya konsensus nasional membuat masyarakat tumbuh berintegrasi. Kekuatan dan pertahanan yang dibendung adalah wujud dari konsensus nasional yang disepakati bersama oleh masyarakat.

Dalam dua bab terakhir buku ini, pengarang semakin membawa pembaca menelusuri kemajemukan di Indonesia bahkan sejak zaman sebelum merdeka. Menyegarkan pikiran pembaca tentang sejarah yang pernah menghinggapi kepala pembaca sebagai sebuah cerita atau hal yang dipelajari. Membuat pembaca menerka dan mengembangkan imajiansi pikirannya tentang hungungan diantaranya. Pengarang juga menyajikan penjelasan yang sangat detail dengan adanya bagan yang disertakan sebagai penjelasan. Begitupun dengan konsep yang dialirkan pngarang bahwa pkasaan bukan lah kunci utama untuk menuju pada integrasi nasional. Penulis setuju dengan hal tersebut. Karena kekuatan bangsa Indonesia memang terdapat apda kemajemukannya. Dan masyarakat harus bisa menyatukan tujuan diatas kemajemukan tersebut.

Review Buku Sistem Sosial Indonesia Bab 1-3 (Dr. Nasikun)

Buku yang akan penulis review adalah buku karangan Dr. Nasikun yang berjudul “Sistem Sosial Indonesia”. Yakni bab 1 hingga bab 3 atau halaman 1 hingga halaman 50. Buku tipis yang memuat banyak gagasan perihal sistem sosial indonesia. 

Pengarang berusaha memaparkan sistem sosial indonesia sebagai perwujudan dari ada atau tidaknya integrasi masyarakat. Masyarakat yang dapat terstratifikasi dalam berbagai kategori menurut pengklasifikasiannya masing-masing, mendapati status dan keadaan sosial yang berbeda satu dengan yang lainnya. Dan keadaan tersebut akan memunculkan adanya kaum yang mendominasi keadaan dan juga mendominasi kaum lainnya. Untuk kemudian memicu mereka mempunyai kepentingan-kepentingan tersendiri yang akan membedakannya dengan masyarakat lainnya. Yang demikian itu, tentu akan menimbulkan konflik dalam masyarakat. Konflik internal yang terjadi menyebabkan ternodainya semangat gotong royong yang dimuliakan selama ini. Meragukan bahwa semboyan Bhinneka Tunggal Ika adalah semboyan atau gambaran tentang keadaan masyarakat Indonesia. Lebih dari itu, masih merupakan cita-cita yang harus diperjuangkan.
    
Pembicaraan masalah integrasi dalam analisa pengarang adalah masalah yang klasik sejak awal sejarah pertumbuhan teori-teori sosiologi. Dan pertanyaan tentang integrasi tersebut telah menimbulkan berbagai aliran pemikiran dari para ahli sosiologi. Untuk kemudian menghasilkan penetapan pendekatan sebelum pembahasan tanpa arah terjadi. Dua pendekatan kontroversial yang diangkat penulis menerangkan perbedaan yang kontras terhadap masalah klasik tersebut. Pendekatan yang pertama adalah pendekatan fungsioal struktural yang menganggap bahwa masyarakat pada dasarnya terintegrasi atas dasar kata sepakat para anggotanya akan nilai-nilai kemasyarakatan tertentu. Menekankan bahwa norma sosial adalah pembentuk struktur sosial, dilatarbelakangi oleh interaksi sosial yang tumbuh berkembang tidak secara kebetulan. Sedangkan pendekatan kedua adalah pendekatan konflik, yang beranggapan bahwa setiap masyarakat berada dalam proses perubahan yang tidak pernah berakhir. Menekankan bahwa masyarakat mempunyai peran bagi terjadinya disintegrasi dari perubahan-perubahan sosial.
Gagasan umum tentang pembentuk strukural masyarakat membentuk sistem sosial itu sendiri. Bahwa konsensus dan konflik adalah gejala sosial yang melekat dalam kehidupan mayarakat. Konsensus yang dibangun diatas musyawarah atau lainnya, sudah pasti akan menimbulkan konflik yang lebih tinggi untuk menjadi pembanding atau perbedaan pandangan mengenai sesuatu hal. Pendekatan fungsionalisme struktural menganggap bahwa sistem sosial memiliki kecenderungan untuk mencapai stablitas diatas konsensus para anggota masyarakat akan nilai sosial tertentu. Mereka mengabaikan bahwa struktur sosial memiliki konflik dan kontradiksi internal yang senantiasa terjadi dan bahkan dapat menyebabkan perubahan sosial. Pendekatan konflik menutup kelemahan tersebut. Mereka berpendapat bahwa kepentingan masing-masing kelompok berbeda satu sama lain. Dan itu menyebabkan kelompok-kelompok tersebut selalu berada dalam kondisi konflik. Yang dapat dilakukan adalah menjaga agar konflik yang terjadi tidak melahirkan kekerasan. Bentuk pengendalian konflik mulai dari konsoliasi, mediasi, hingga arbitrasi dipandang sebagai pengendalian konflik bertingkat namun mereka juga berdiri sendiri.
Struktur masyarakat Indonesia ditandai oleh dua ciri unik. Secara horizontal, ditandai oleh kenyataan adanya kesatuan-kesatuan sosial berdasarkan suku bangsa, agama, dan kedaerahan. Secara vertikal, ditandai oleh adanya perbedaan antara lapisan atas dan lapian bawah yang cukup tajam. Menandai kemajemukan di Indonesia, agaknya terjadi sebelum masyarakat mulai sibuk memperdebatkan sistem sosial. Seperti halnya kemajemukan agama, adat istiadat, yang memang sudah ada sejak zaman dahulu. Masyarakat Indonesia terbagi kedalam sub-sistem yang berdiri sendiri dimana masing-masing sub-sistem terikat kedalam oleh ikatan yang bersifat primodial. Faktor keadaan geografis menjadi penyebab kemajemukan masyarakat Indonesia. Mengingat bentangan luas Indonesia di sepanjang khatulistiwa dengan ribuan pulau dan dikelilingi dua samudera besar yang menjadi lalu lintas perdangan laut kancah internasional. Faktor iklim yang berbeda dan struktur tanah yang tidak sama setiap daerah juga menjadi kemajemukan tersendiri bagi struktur sosial yang dimunculkannya. Mulai dari perbedaan hasil produksi tiap daerah, misalnya jawa dan luar jawa. Lingkungan ekologis tersebut lebih jauh menyebabkan terjadinya perbedaan kontras dalam berbagai bidang. Menyebabkan adanya pemberatan bobot mengenai struktural kependudukan, ekonomi, sosial, dan budaya.

Pulau jawa memiliki dominasi terhadap struktur kemajuan pembangunannya. Menjadi fokus utama pembangunan negara. Karena sentral pemerintahan ada di pulau jawa. Keadaan tersebut memaksa jawa untuk menjadi pusat pertumbuhan dalam berbagai bidang. Infra struktur dan peningkatan kualitas hidup baik dalam bidang pedidikan atau kesehatan terjadi secara kontinuitas dan semakin dinamis. Dan pusat pembangunan menjadi alasan utama pemenuhan penduduk. Hal tersebut juga menyebabkan banyak permasalahan di pulau jawa. Petani tidak menemukan kualitas bertani yang mendatangkan kekayaan karena mayoritas petani jawa adalah petani miskin yang hanya mempunyai lahan kecil. Sementara di luar jawa, keadaannya berbanding terbalik dengan jawa. Struktur sosial yang tercipta juga menimbulkan perbedaan antara masyarakat yang mendiami pulau jawa dan luar jawa. Mayoritas penduduk jawa memang memiliki cara pandang yang lebih baik dan lebih modern dibandingkan dengan penduduk luar jawa. Status kekayaan juga sangat mendominasi perbedaan struktur masyarakat Indonesia.
Pengarang memulai tulisannya dengan bab pendahuluan yang mengantar pembaca kepada materi-meteri utama. Bab tersebut mengindikasikan adanya pengantar materi atau selayang pandang bagi keseluruhan buku ini. Walaupun di dalamnya memuat materi dasar tentang sedikit pemikiran mengenai sistem sosial. Namun, penulis secara tidak langsung membuka pikiran pembaca agar mulai memasuki alur penulisan penulis terhadap buku tersebut. Memancing pembaca dengan suguhan pertanyaan di ujung pemaparan gagasan. Membantu pembaca untuk relaksasi terhadap persiapan materi utama dalam buku.
Akan tetapi, pengarang memiliki kecenderungan untuk mendominasi gagasan alur pikiran yang rumit. Tidak sederhana untuk dipahami. Sistem sosial yang berkembang dinamis dan tidak memiliki acuan pasti seharusnya menyajikan metri yang sederhana dan mudah dipahami. Pemilihan kata tidak begitu diperhatikan sehingga pembaca dibuat berputar-putar dalam kubangan kalimat yang tidak berporos. Bab bab yang disusun memang mengacu untuk memaparkan keadaan struktural indonesia sebagai cikal bakal perwujudan sistem sosial Indonesia. Namun, bab bab yang terdapat dalam buku ini seperti berdiri sendiri-sendiri dan tidak sinergi. Mungkin pengarang mengajak pembaca mengikuti alur analisanya yang sangat luas. Sehingga pengarang tidak begitu memperdulikan korelasi antar bab secara sinergi yang membuat pembaca lebih mudah memahami isi buku secara berkala. Dan pembaca akan lebih mudah masuk dalam alur pemikiran pengarang sesuai dengan imajinasi mereka. Terlepas dari semua itu, buku ini adalah buku tipis yang kaya akan gagasan mengenai pemaparan sistem sosial Indonesia. 

Wednesday, April 25, 2012

sometimes

sometimes, we thougth too small for a situation without learn it firstly. sometimes we don't realize that everything will gonna change. on strange road, run. don't know for what, dont't know what's looking for. misguided. we don't know how to be brave. how can we stay. all of minds having arround 'till we don't know what's really we're thinking. thus, we don't know what exactly we're feelin'. confuse and frustated. nothing to say. nothing to do. silent. just stay, enjoy the lost or run away.
then, what's your choice ?
be the way you are. you can't always run away from the pain. stay there and enjoy it. face that. find your courage inside. where you're own power can raise you in the mourning. when you gonna realize that you don't have to try any longer. sometimes the result unsuitable with your fact. but that's live. there is a colour. black and white. and we're on the middle. grey. but we can coloring our own life. as we want. we'll meet a new thing during process. and concern how to be brave to take the risk. take a chance and make a change. not easy, but it's great to be your self. 
run away. whenever you run, you gonna meet pain too. so take your pain as you can face it. no choice is the wrong choice as long as you make a choice.the only wrong choice is choosing not to make one.

love,
YSA

Wednesday, April 18, 2012

olenka

novel satra karya Budi Dharma ini adalah salah satu novel karya yang sangat bagus. belabel buku negara, novel ini sangat absurd tapi kaya akan estetika sastra. Budi Dharma menulis novel ini sewaktu berdomisili di Amerika. dan walaupun ini adalah satu-satunya novel karyanya, tapi menurutku novel ini adalah masterpiece beliau. kereeeen. 
novel sastra yang bagus

aku sendiri, saat menikmati novel ini memang terkadang berkutat dengan keabsurd-annya. dan bahkan terkadang harus membaca ulang untuk dapat mengerti maksud dari ceritanya. memang tergantung dari persepsi masing-masing mengenai apa isi dan maksud dari sebuah novel. karena semua pendapat dan interpretasi setia orang adalah sah. akan tetapi iini adalah olenka dalam pemahamanku. :)

OLENKA
ANALISIS NOVEL
SINOPSIS 
     Kisah itu dimulai oleh pertemuan Fanton Drummond dengan seorang wanita yang kemudian ia ketahui bernama Olenka. Setelah pertemuan dalam lift itu, Fanton sering memperhatikan Olenka. Pikirannya dipenuhi oleh Olenka. Dan ia pun jatuh cinta pada Olenka.
Sibuk memperhatikan Olenka, tiba-tiba Fanton bertemu dengan lelaki beserta anak laki-lakinya yang kemudian ia ketahui adalah suami dan anak Olenka. Namun hal itu tetap tidak merubah perasaan Fanton. Hati dan pikirannya penuh dengan segala hal tentang Olenka. 
     Setelah sekian lama masa pencarian Fanton terhadap Olenka, tidak sengaja ia bertemu dengan Olenka yang sedang melukis. Olenka berbicara panjang lebar mengenai dirinya telah mengetahui bahwa Fanton sudah lama memperhatikan dan mencarinya.
     Pertemuan itu adalah awal dari kisah cinta terlarang mereka. Setelah pertemuan itu, keduanya sering bertemu dalam keadaan jatuh cinta. Semakin sering bertemu tanpa sepengetahuan Wayne, suami Olenka.
     Keduanya bertemu secara teratur. Saling memadu kasih dan tidak memikirkan Wayne. Bahkan dalam setiap pertemuannya, seringkali mereka menggunakan Wayne sebagai bahan pembicaraan.
    Pada dasarnya, mereka berdua tahu bahwa apa yang mereka lakukan adalah salah. Mereka menyadari bahwa suatu saat pasti berpisah. Tiba waktu pada saat Olenka meninggalkan Fanton. Dia tidak meninggalkan jejak sama sekali. Fanton merasa frustasi. Hati dan pikirannya masih dipenuhi dengan segala sesuatu tentang Olenka. Sehari-harinya, dia masih berusaha menelusuri jejak Olenka. Menelusuri semua tempat yang pernah didatangi Olenka, hanya untuk menemukan kenangan atau bayangan Olenka.
    Olenka bukan hanya meninggalkan Fanton, akan tetapi juga dengan Wayne suaminya. Setelah Olenka pergi, Fanton sering bertemu Wayne. Ternyata Wayne tahu bahwa ia adalah selingkuhan istrinya. Namun dia tidak begitu peduli. Karena dia juga tidak menganggap Olenka sebagai istri, tapi sebagai abdi dan minyak pelumas untuknya. Dia bahkan menghina Fanton secara tersirat bahwa Olenka pasti akan kembali padanya seperti sebelum-sebelumnya. Sedang Fanton beranjak menginginkan Olenka sebagi istrinya.
    Fanton memutuska untuk pergi ke Chicago demi mencari jejak Olenka. Dalam perjalanan, ia bertemu dengan Mary Carson (M.C.) yang mulai membuat Fanton melupakan Oenka. Disana, Fanton melamar M.C. namun M.C. tidak bersedia karena merasa bahwa hati Fanton tidak tertuju padanya. Fanton kecewa. Dalam perjalanan pulang, ia terus memikirkan hidupnya yang tidak mempunyai tujuan. Ia menerima surat panjang dari Olenka. Dalam surat itu, Olenka menceritakan tentang kisah hidupnya jauh sebelum ia mengenal dan menjadi istri Wayne. Kembali perasaannya dikuasai oleh Olenka. Hidupnya semakin rumit ketika M.C. menghubunginya. Dia mendatangi rumah M.C untuk melihat keadaannya pasca kecelakaan. Disana, timbul keinginan untuk memperbaiki pinangannya. Namun, lamarannya kembali ditolak oleh M.C. untuk alasan yang sama.
     Pergolakan batin yang dirasakan oleh Fanton kian menggila. Bayangan Olenka kembali hadir, M.C. yang jelas membutuhkannya, rencana hidupnya yang tak terarah, membuat dia akhirnya memutuskan untuk memaksa M.C. menjadi istrinya. Akan tetapi, kenyataan membuat Fanton lebih kecewa dibanding dengan sebelumya. Demikian juga dengan Olenka. Sudah tidak ada lagi rasa untuk menjadikan Olenka ataupun M.C. sebagi istri. Perasaan galaunya semakin memuncak. Dia bahkan berharap seandainya bisa memuntahkan seluruh isi jiwanya dalam muntahnya.

·         Tema               : perasaan cinta yang terlarang
·         Amanah           :
-  Janganlah menginginkan apapun yang bukan milikmu.
-  Bersyukurlah atas apa yang Tuhan berikan di kehidupanmu
-  Hargai dan jagalah semua yang kau punya sebelum kehilangannya.
-  Posisikan dirimu sebagaimana mestinya.
- Jangan hanya menuruti hawa nafsu, tetapi gunakan pikiran dan juga hati nurani sehingga segala tindakan yang kita dapat kita pertanggungjawabkan.
-  Manusia harus bisa menempatkan diri dimana ia berada dan dalam kondisi yang seperti apa.
-  Manusia yang hebat, adalah manusia yang tidak malu untuk mengakui bahwa dirinya bukan orang yang baik seutuhnya.
-  Manusia yang hebat bukanlah manusia yang tidak pernah berbuat salah, tetapi manusia yang jika melakukan kesalahan kemudian menyadarinya, menyesalinya, meminta maaf pada orang yang disakitinya, kemudian meminta ampun atas kesalahannya disertai janji untuk tidak mengulanginya lagi.

NILAI-NILAI
NILAI BUDAYA 
     Pengarang mengangkat budaya Amerika sebagai pengantar novel. Dalam novel ini, pengarang mengambil latar kehidupan di daerah Bloomington (Amerika) dan sekitarnya. Kehidupan sehari-hari masyarakat sana, baik kehidupan sosial maupun kehidupan ekonominya lewat tokoh “saya” (Fanton Drummond).
   Bangun tidur untuk menjalankan aktivitas sosialnya, baik bekerja, menuntut ilmu, maupun bersosialisasi dengan orang lain. Hingga kembali tidur lagi. Semua gaya hidupnya memang menggambarkan gaya hidup orang barat (Amerika).
seperti sekian banyak orang lain, dia bangun jam delapan pagi, olahraga jalan kaki empat mil setiap hari, menghindari makanan berlemak, dan sebagainya. “ (Darma, 2000:191)
       Bekerja hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup. Cukup membayar sema tagihan, dan bersenang-senang. Dia akan mencari pekerjaan apabila persediaan uangnya hampir habis.
kalau saya mau hidup agak hati-hati, dengan uang ini saya dapat hidup sepuluh bulan lagi tanpa bekerja.” (Darma, 2000:175)

NILAI SOSIAL
     Dalam novel ini walaupun si “saya” (Franton Drummond) dan Wanton Danton bermusuhan, akan tetapi dari luar mereka tampak biasa saja. Seperti orang yang memang saling mengenal, apabila bertemu mereka saling menyapa. Walaupun sebenarnya hatinya menyimpan perasaan dongkol dan dendam yang luar biasa. Bahkan saya (Fanton Drummond) menolong Wayne memperoleh pekerjaan saat Wayne terpaksa harus mencari kerja karena Olenka meninggalkannya.
pada waktu dia mengemukakan kesulitannya, kebetulan sekonyong-konyong melayap sebuah gagasan yang bagus dalam otak saya, berilah dia pekerjaan sebagai pengatur buku di perpustakaan universitas.” (Darma, 2000:78)
“maka saya berpikir bagimana caranya untuk menolong wayne.” (Darma, 2000:79)
olenka sebagai penopang ekonomi.
     Dalam novel ini, Wayne sebagai kepala keluarga tidak bertanggungjawab pada keluarganya. Ia hanya sibuk dengan usaha dan obsesinya menjadi pengarang hebat. karena itulah wayne menolak untuk bekerja. Menurut dia bekerja mengganggu kelancaran menulisnya.” (Darma, 2000:46) akhirnya Olenka berkesimpulan bahwa dia harus bekerja. Memposisikan dirinya sebagai perempuan (istri) sekaligus penopang ekonomi keluarga. dengan nada menyesal dia mengatakan bahwa wayne sudah terlalu lama menganggur dan bahwa dia sudah ingin bekerja kembali.” (Darma, 2000:39)

NILAI MORAL 
     Pada intinya, novel ini menceritakan tentang perasaan (cinta) terlarang saya (Fanton Drummond) kepada Olenka. Dalam novel ini, saya (Fanton Drummond) tertarik kepada Olenka, yang ternyata sudah memiliki suami. Dia mencintai dan menginginkan Olenka. Setelah saling bertemu, keduanya saling tertarik dan berhubunan cinta di belakang Wayne, suami Olenka.
“diam-diam, saya dihinggapi nafsu untuk mengambil harta karun Wayne. Olenka dalam cerpennya, dan Olenka istriya.” (Darma, 2000:21)
“akan kemana dan berbuat apa saja dalam setiap pertemuan, dia juga yang menentukan. Semua jadwal diatur tanpa mempertimbangkan Wayne.” (Darma, 2000:32)
“Olenka dan saya terus bertemu secara teratur. Dalam setiap pertemuan, baik dia maupun saya tidak dapat menghindarkan diri untuk tidak menjadi binatang.” (Darma, 2000:49)
Pinangan
     Pinangan adalah pertanda atau kesungguhan bahwa laki-laki yang akan meminang bersungguh-sungguh untuk menjadikan perempuan sebagai pendamping hidupnya, ibu dari anak-anaknya.
     Selain Olenka, hidup fanton diisi oleh seorang perempuan yang bernama Mary Carson. (M.C.) setelah pertemuan di Chicago, Fanton merasa bahwa M.C. dapat menyepak Olenka dari otak dan hatinya. Maka dia memutuskan untuk meminang M.C., menjadikan M.C. istri dan ibu dari anak-anaknya kelak.
saya mengharap dia menerima pinangan saya tanpa meragukan kualitas cinta saya.” (Darma, 2000:109)
    Pinangan di Chicago ditolak oleh M.C.. Selang beberapa waktu, tiba-tiba M.C. menghubungi Fanton Drummond, bahkan mengirim surat untuknya. Hingga akhirnya membuat Fanton Drummond mendatangi rumah M.C.. Disana, dia memutuskan untuk memperbaharui pinangannya. Menjadikan M.C. istri dan ibu dari anak-anaknya kelak.
“saya memutuskan untuk memperbaharui pinangan saya.” (Darma, 2000:187)
Hubungan terlarang 
     Dalam surat Olenka, Olenka menceritakan tentang kisah hidupnya yang tidak diketahui orang lain. Salah satu kisah yang diceritakannya adalah kisah cintanya dengan wanita yang sangat ia kagumi, (dalam surat, ia mengandaikan namanya Winifred) jauh sebelum Olenka mengenal dan menjadi istri wayne. Dia tahu itu salah. Tapi nafsunya mengalahkan dirinya. Ia terjerumus dalam kisah cinta sesama jenis. Semakin jauh, akhirnya keduanya sadar bahwa hubungan mereka adalah melanggar kodrat manusia.
“sekarang saya tahu. Baik perbuatan Ursula dengan Winifred, maupun perbuatan saya dengan seseorang yang untuk gampangnya saya namakan Winifred, adalah melanggar kodrat mausia.” (Darma, 2000:161)

NILAI AGAMA
     Dalam novel ini, diceritakan pendeta-pendeta yang selalu berteriak-teriak di jalan. Meneriakkan tentang dosa dan taubat kepada semua orang. Orang-orang yang menyaksikannya, ada yang menertawai dan mengolok-oloknya. Akan tetapi, ada pula yang mendengarkan dengan sungguh-sungguh.
“kadang-kadang di pinggir hutan saya mendengarkan sepintas lalu pendeta jalanan berkhotbah.” (Darma, 2000:27)
“ada juga yang menggoda pendeta ini, dan para hadirin tertawa terbahak-bahak.” (Darma, 2000:27) 
“padahal saya tahu bahwa diantara seruan orang yang merubungnya ada yang mendengarkan dengan bersungguh-sungguh dan mengangguk-angguk dengan tulus. Bahkan kadang-kadang mata mereka sedikit membasah.” (Darma, 2000:44)
Penghormatan terhadap agama lain
     Novel ini bukanlah novel islami. Pengarang menyelipkan unsure agama nasrani dalam novel ini sebagai agama yang dianut oleh para tokohnya. Akan tetapi tokoh saya (Fanton Drummond) sangat menghormati kitab suci umat Islam. Dia bahkan mempercayai dan meneladani salah satu ajaran Islam tentang larangan memakan daging babi. Dia juga membaca kitab suci umat Islam yaitu Al-Qur’an dan mempercayai bahwa Al-Qur’an adalah salah satu darikitab suci yang diciptakan oleh Tuhan YME (Allah SWT).
“saya (Fanton Drummond) masih ingat apa yang dikatakan oleh salah seorang teman saya dahulu. Menurut dia, kitab suci Al-Qur’an melarang umat Islam makan babi. Saya sendiri bukan Islam, akan tetapi lebih baik saya menurut. Dalam sejarah umat manusia sudah ada ratusan nabi, dan mungkin juga ribuan. Sedangkan jumlah kitab suci ada tiga. Saya yakin bahwa apa yang dikatakan oleh kitab suci selayaknya diturut. Dan saya juga masih ingat apa yang say abaca ketika secara kebetulan saya membuka-buka kitab social-Qur’an di perpustakaan.” (Darma, 2000:143)
Pemohonan ampun bagi yang berdosa
      Dalam novel ini, tokoh saya (Fanton Drummond) telah melakukan hal yang tercela. Dia mencintai istri orang dan berselingkuh dengan wanita itu. Namun beberapa waktu setelah wanita itu (Olenka) meninggalkannya, dia menyadari kesalahannya. Dia merasa berdosa dan berniat untuk memohon ampun serta menyerahkan diri kepada Tuhan.
“ada sesuatu yang lebih tinggi, agung, dan murni. Saya (Fanton Dummond) tidak tahu dimana letaknya yang saya cari. Tapi lebih muda untuk saya mencarinya dengan jalan berlutut dan menengadah. Inilah gerak refleks saya dalam menyerahkan diri, memohon pengampunan dan memohon pertolongan. Saya merasa kecil, tidak berarti, dan tidak berdaya.” (Darma, 2000:69)

NILAI PENDIDIKAN
     Dalam novel ini, diceritakan penggalan kisah sewaktu tokoh saya (Fanton Drummond) masih kecil. Menanamkan pendidikan kepada anak kecil, sama halnya dengan menuangkan air kedalam gelas yang kosong. Anak kecil adalah manusia yang fitrah, polos, lugu, dan apa adanya. Mereka akan mempercayai dan melakukan hal-hal yang diajarkan kepadanya.
“kalau mimpi saya (Fanton Drummond) buruk, saya disuruhnya untuk menjadi anak baik aar saya mendapat hadiah mimpi yang menyenangkan.” (Darma, 2000:82)
“mereka diberi hadiah atas kecerdasan mereka memecahkan teka-teki silang, menjawab pertanyan-pertanyaan dalam ilmu bumi, menggarap aljabar, atau ketekunan mereka mengatur kamar mandi, dan lain-lain.” (Darma, 2000:83)
“juga tidakada anak yang mencuri, minggat, atau membuat huru hara.” (Darma, 2000:83)


baca deh novelnya. bagus. novel ini adalah milik negara dan tidak diperjual belikan. bagus. dan membuat pikiran membentang mengikuti keleluasaan imajinasi dan interpretasi. 
:)

Sunday, February 26, 2012

selamat jalan teman

minggu pagi tepatnya. saat aku bangun tidur, aku memeriksa hp yang ternyata banyak sms masuk. benar sekali, sewaktu tengah malem aku terbangun memang sudah ada beberapa sms masuk. setelah sholat subuh, aku memeriksa sms sms itu. isinya sama semua. pemberitahuan atas meninggalnya salah satu teman sekelasku. aku tidak percaya dan menganggap itu hanya becandaan anak-anak. kujawab sms sms itu dan bilang pada mereka bahwa becandaan mereka tidak lucu. balasan sms segera datang dan membenarkan kabar tersebut. mencoba mengirim sms pada temanku yang dikabarkan meningggal itu, namun tidak terkirim. aku coba untuk telfon, namun tulalit. aku mulai khawatir bahwa kabar itu benar. semakin banyak yang membenarkan kabar tersebut. dan semakin banyak pula forward sms yang memberi kabar serupa. astagaaaaa dan ternyata memang benar bahwa dia telah tiada.

dinna yanua saputri. dialah orangnya. gadis periang yang banyak omong dan akrab pada semua orang. penyebabnya kecelakaan. sebenarnya aku tidak percaya. padahal kamis kemarin dia baru curhat serentetan masalah dan kegalauannya. padahal jum'at kemaren dia baru pamer ke aku mengenakan jilbab ke kampus karena kami ada kegiatan tqq dan yang tidak berjilbab diwajibkan berjilbab. rasanya aneh dan tidak mungkin tiba-tiba mendengar kabar bahwa dia telah pergi untuk selamanya. 
banyak cerita tentang si periang itu. meskipun kami tidak begitu dekat, tapi kami cukup dekat. dan memnag dia dekat ke semua orang.  dia sering sekali bercerita ria tentang masalah hati dan kegalauannya. dia gadis yang baik.

tapi ternyata Allah punya rencana yang lebih baik lagi. dia dipanggil begitu cepat. dan jujur, bahkan sampai sekarang pun aku masih belum percaya bahwa dia sudah tiada.  aku bukanlah satu-satunya yang merasa kehilangan dia. kami semua, teman sekelas dan banyak yang lainnya pasti kehilangan. karena dia adalah sosok yang periang dan asik. kami berfikir bahwa dia masih berada diantara kami. semangatnya, rasa periangnya, serasa tidak akan pernah menghilang.

selamat jalan teman, semoga kau tenang disana. semoga Allah melapangkan jalanmu, dan harum bau surga menuntunmu kepadanya. terimakasih untuk sepenggal kisah indah yang kau ukir dengan kami. bahagia kami dapat menjadi bagian cerita hidupmu. terimakasih untuk kerelaan menjadi pengingat kami, bahwa maut itu dapat menjemput kapanpun tanpa pernah terpredikisi. kami semua menyayangimu, dinna.
:'(

Tuesday, January 31, 2012

yang namanya IP

IP atau indeks prestasi adalah nilai akhir dari masa kuliah mahasiswa selama satu semester. semua mahasiswa selalu ribut membicarakannya. dari setiap omongan yang keluar, tersangkut pertanyaan "IP mu berapa ?" bermacam macam jawaban yang keluar. ada yang dengan mudah memberi tahu. atau menyembunyikan entah apa alasannya. sesuatu itu (IP) sangat sensitif sekali dengan dunia mahasiswa. semua mahasiswa pasti menginginkan IP yang bagus. mungkin beberapa diantaranya ada yang beranggapan IP itu tidak penting. selama ia masih bisa kuliah atau selama ia masih punya uang (orang kaya). tapi hal yang sangat sensitif sekali untuk sebagian mahasiswa yang benar benar memperjuangkan kuliah. untuk dibanggakan di depan orang tua dan kebanyakan orang lain, atau untuk mendapat kepuasan dari hasil jeri payahnya. (penting banget ya si IPe. enak banget jadi si IPe yang selalu diributin banyak mahasiswa)

saat menjelang pengumuman IP keluar itu... deg deg an. (apalagi semester pertama) takut jelek, takut kalah saingan, takut malu, takut dimarahin orang tua kalau IP jelek. dan saat tahu IP tidak sesuai target dan harapan itu... menyebalkan. mengecewakan. nyengsek. ya ya ya. salah satu diantaranya pasti menjadi alternatif alasan. meskipun ada sebagian mahasiswa yang tidak peduli. karena menganggap tidak penting. selama mereka masih bisa menkmati status mahasiswa. tapi saat tahu IP bagus, sesuai harapan itu... senaaang. gembiraaa. banggaaa. pamerin ke orang orang. (cukup deh lebay nya)

tapi yang paling penting adalah evaluasi. evaluasi terhadap pembelajaran satu semester tersebut. evaluasi terhadap perencanaan pribadi. terhadap keberhasilan dan kegagalan pencapaian nilai dalam satu semester. apa yang harus diperbaiki. kemudian membuat perencanaan pribadi yang baru dan menetapkan target. harapan agar semester berikutnya jauh lebih baik daripada semester sebelumnya. itu lebih baik dilakukan daripada sibuk membandingkan dengan hasil orang lain. boleh lah, membandingkan dengan tujuan memicu senangat dan menetapkan perencanaan serta target baru. evaluasi berdasarkan hasil orang lain. bukan sibuk membandingkan mana yang lebih baik. (red : sombong) dan yang tidak kalah penting adalah, bersyukur. bersyukur atas apa yang didapat. karena aku, kamu, kalian, kita, sudah berusaha melakukan yang terbaik untuk mendapat hasil yang diharapkan.
:)

Tuesday, January 17, 2012

before go to bed

saat aku hilang dari terjagaku, aku yakin Engkau menjagaku
saat aku terbangun, hembusan nafasku mengucap syukur nikmatMu
saat menjalani esok, kasih sayangMu mengajariku untuk berharap dan mengusahakannya

Template by:

Free Blog Templates